PGP-2-Kota Makassar-Rahmini-Aksi Nyata Paket Modul 3.

 

Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui Penguatan Karakter, Literasi, dan Numerasi (PRESISI)

Fact (Fakta ) 

Modal aset sekolah manusia sosial, fisik, lingkungan/alam, finansial, politik, agama dan budaya. Salah modal aset yang paling utama adalah manusia. Modal manusia yang ada di UPT SPF SMP Negeri 2 Makassar yang guru-guru yang kompeten. Sebanyak 10 guru dengan mata pelajaran berbeda telah mengikuti workshop PRESISI (Penguatan Karakter Siswa Mandiri melalui Kreasi Seni).      

Mencari referensi mengenai program penguatan karakter literasi dan numerasi melalui internet, buku, dan sumber lainnya. Sepuluh guru mata pelajaran telah mengikuti workshop PRESISI.  Dalam workshop  tersebut para guru dibuka wawasannya tentang pembelajaran kontekstual berbasis proyek.

Menggali berbagai informasi dari berbagai sumber apa yang dapat dilakukan dalam melaksanankan program ini.  Dalam workshop tersebut, para guru telah mendapatkan informasi dari berbagai sumber, antara lain buku pedoman PRESISI, artikel, Youtube, dan pendamping.

Setelah mengikuti workshop , pembelajaran PRESISI telah diterapkan pada satu kelas uji coba. Selanjutkan diadakan pengimbasan pada kelas lain, dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru UPT SPF SMP Negeri 2 Makassar.  Pada kesempatan tersebut, guru bertukar informasi tetntang program PRESISI.



        Penerapan program pembelajaran ini, diharapkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila melalui penguatan karakter literasi dan numerasi. Guru harus mempunyai sikap terbuka akan saran dan masukan dari orang lain, dan memberi kesempatan yang seluas-luasnya dan mendorong murid memiliki profil pelajar Pancasila melalui penguatan karakter, literasi, dan numerasi. Kepala sekolah yang  mendorong kepimpinan murid harus memiliki sikap bertanggung jawab, terbuka, dan memberikan kepercayaan terhadap langkah perbaikan dan pengembangan guru dan murid.  Indikator keberhasilan program ini, jika murid mengkuti pembelajaran kontekstual berbasis proyek. Sehingga menghasilkan murid yang memiliki karakter mandiri dan mampu berkreasi seni.

        Setelah murid menentukan kelompoknya, lalu mereka mencari  referensi belajar dan              menemukan informasi dari narasumber belajar.  Berdasarkan informasi yang diperoleh mereka menyimpulkan hasil riset dan menuliskan temuannya.  Kemudian mereka mengolah temuan menjadi ide awal proyek yang akan diintegrasikan dengan mata pelajaran.  Karya proyek ini  murid menemukan kecakapan  atau potensi lokal sebagai kaitan murid dengan lingkungannya.  Kemudian murid memaparkan ide karya di depan guru pendamping dan murid lain. Guru pendamping akan  mengevaluasi proses pembelajaran.








2.      Feeling (Perasaan):

            Perasaan saya sangat senang bisa memberikan pembelajaran yang lebih bermakna kepada murid. Murid juga memiliki antusias yang tinggi dalam melakukan pembelajaran kontekstual yang berbasis proyek. Mereka dapat menentukan sendiri sumber belajarnya yang berkaitan minat dan potensinya. Mereka juga sangat senag karena dalam menyelesaikan satu proyek sudah bisa mendapatkan beberapa nilai dari mata pelajaran yang berbeda.

       Perasaan saya setelah melakukan aksi nyata, sangat senang karena aksi nyata itu. Karena berkurang lagi beban sehingga bisa melakukan kegiatan lain. Selain itu, saya juga senang karena dapat menerapkan materi yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, mampu juga menguatkan karakter murid yang mandiri melalui kreasi seni. Mmapu membuat murid dan menyadari bahwa guru bukan satu-satunya sumber belajar/ Mampu menumbuhkan kesadaran kepada murid, bahwa dengan berkolaborasi mereka dapat menghasilkan satu proyek yang akan berguna pada mereka pada masa yang akan datang.

Finding (Temuan):  

    Pembelajaran yang didapat setelah melakukan dari pelaksanaan seluruh aksi baik mereka bisa memanfaatkan sesuatu yang terakadang diabaikan orang ternyata bisa dimanfaatkan dan bisa menjadi sumber belajar. Pembelajaran kontekstual berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang sangat dibutuhkan dalam penguatan karakter murid.  

4.      . Future (Masa Depan):  

        Rencana perbaikan untuk dilakukan di masa mendatang adalah melakukan perencaan yang lebih matang sebelum melakukan sustu kegiatan. Komunikasi yang intens sangat dibutuhkan dalam melakukan kegiatan kolaborasi dan penting pembagian tugas yang jelas sehingga semua bisa berperan aktif.

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYIMPULKAN UNSUR CERPEN

Cerita Fantasi