PUISI


PUISI




1. Pengertian Puisi
     Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau poeisis ‘pembuatan’, dan dalam bahasa Inggris disebut poem dan poetry. Puisi diartikan ‘membuat’ dan ‘pembuatan’ karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasanasuasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Dengan mengutip pendapat Mc. Caulay, Hudson dalam Aminuddin (1987: 134) mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.
Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas). Struktur puisi pada dasarnya mempunyai dua unsur yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi berkaitan dengan bentuk, sedangkan struktur batin berkaitan dengan isi dan makna. Menurut Herman J. Waluyo (2008: 76), bahwa  struktur fisik yang disebut juga dengan metode puisi terdiri dari (1) diksi, (2)  pengimajian, (3) kata konkret, (4) bahasa figurasi atau majas, (5) versifikasi, dan (6) tata wajah atau tipografi. Struktur fisik atau metode puisi tersebut juga dipengaruhi pula oleh  penyimpangan bahasa dan sintaksis dalam puisi. Adapun struktur batin adalah struktur yang berhubungan dengan tema, perasaan, nada dan suasana, amanat atau pesan.Puisi terdiri dari dua unsur pokok yaitu struktur fisik dan struktur batin. Untuk lebih memahami unsur-unsur puisi simaklah video berikut!
2. Jenis Puisi
       Begitu beragamnya bentuk dan jenis puisi di Indonesia, maka dilakukan penggolongan berdasarkan waktu kemunculan puisi tersebut, cara pengungkapannya, keterbacaan sebuah puisi, dan lain-lain. Berdasarkan waktu kemunculannya, puisi dapat digolongkan atas tiga kelompok yaitu:
1) Puisi Lama
      Puisi lama lahir sebelum kesusastraan Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Masyarakat pada masa itu yang cenderung statis dan bersifat kolektif, melahirkan bentuk puisi yang sangat terikat oleh berbagai aturan. Puisi lama harus mengandung rima, memiliki jumlah larik tertentu, bahkan jumlah suku kata dalam satu larik terutama dalam pantun harus mengikuti ketentuan.
Ada beberapa jenis puisi lama yaitu: (1) mantra, (2) bidal, (3) pantun dan karmina, (4) talibun, (5) seloka, (6) gurindam, serta (7)syair.
Pembahasan jenis puisi lama kali  ini difokuskan pada pembahasan tentang pantun
Pantun
(a) Pengertian Pantun
Pantun merupakan puisi melayu lama asli indonesia yang terdiri dari sampiran dan isi dengan rima a-b-a-b. Kata “Pantun” berasal dari bahasa jawa kuno yaitu tuntun, yang berarti mengatur atau menyusun. Pantun adalah sebuah karya yang tidak hanya memiliki rima dan irama yang indah, namun juga mempunyai makna yang penting. Pantun awalnya merupakan karya sastra Indonesia lama yang diungkapkan secara lisan, namun seiring berkembangnya zaman sekarang pantun mulai diungkapkan tertulis.
(b) Struktur Pantun Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas 4 baris yang bersajak, bersilih 2-2 ( pola ab-ab), dan biasanya tiap baris terdiri atas 4 perkataan. Dilihat dari segi strukturnya, pantun dibangun atas unsur bait, larik (baris), rima, sampiran, dan isi. Selain unsur tersebut, sebuah pantun juga mementingkan irama pada waktu pengucapan atau penyampaiannya. Untuk lebih jelasnya simak di link berikut!
https://www.youtube.com/watch?v=HSPJ2kobH6s
b. Macam-Macam Pantun
Adapun jenis-jenis pantun tersebut adalah:
1) Berdasarkan Siklus Kehidupan (usia)  : a) Pantun Anak-anak, b) Pantun Orang Muda, c) Pantun          Orang tua.
2) Berdasarkan Isinya : a) Pantun jenaka, b) Pantun nasihat, c) Pantun teka –teki, d) Pantun kiasan.
c.  Menulis Pantun 
Untuk menulis pantun, hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=xvj9BE6qSWM
Langkah I (menentukan isi)
       Jika sadar umurmu terbatas
       Gunakanlah ia dengan bijak
Langkah II (menentukan rima pada tiap baris)
       Baris ketiga : terbatas (ter/ba/tas/) rima adalah /tas/
       Baris keempat : bijak (bi/jak) rima adalah /jak/
Untuk baris pertama, kita gunakan kata batas
Untuk baris kedua, kita gunakan kata jejak
………………………………….batas
 …………………………………..jejak
 Jika sadar umurmu terbatas
 Gunakanlah ia dengan bijak
 Langkah III (menyusun sampiran)
Jalan-jalan ke tapal batas
Melihat rusa tinggalkan jejak
Jika sadar umurmu terbatas
Gunakanlah ia dengan bijak
(perhatikan bahwa sampiran baris 1 memiliki hubungan alur dengan baris 2, begitu pula dengan baris ketiga memiliki hubungan alur dengan baris keempat!)
 Beberapa langkah dalam menyusun teks pantun adalah sebagai berikut.
Menentukan dan menyusun baris isi
Menentukan rima pada tiap baris berdasarkan akhir baris isi
Menyusun sampiran
Diunduh dari http://acehlook.com/langkah-langkah-penulisan-tekspantun/
3. Puisi Baru 
Puisi modern atau puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan umum berlaku untuk jenis puisi lama. Struktur untuk puisi baru lebih bebas, baik dalam segi suku kata, jumlah baris, maupun rimanya. Jenis puisi modern terbagi tujuh macam, yaitu ode, epigram, romance, elegi, satire, himne, dan balada.
Klasifikasi puisi baru berdasarkan isi, sebagai berikut:
a.  Balada adalah puisi berisi kisah/cerita tentang orang-orang perkasa, tokoh pejuang, atau orang-
     orang yang menjadi pusat perhatian.
b.  Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
c.  Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
4. Quiz
https://docs.google.com/forms/d/13vDfT-Bkh4j6-O2RchwdEqHdjwZ_lWfak5Wi6Sp0wSo/e

Komentar

  1. Puisi epigram itu yg sesepertsapa bu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perjalanan Usia

      Anak-anak tumbuh mendewasa,
      akankah aku hanya tumbuh menua?
      Kelak mereka butuh lawan bicara,
      apakah kala itu aku kakek pelupa?

      anak-anak tidak selamanya bayi,
      mereka butuh tak hanya dimengerti.
      Mereka punya mata, punya hati,
      tidak cukup dengan harta diwarisi.

      Sampai kapan usiaku ditakdirkan,
      sampai batas itulah aku dihadirkan.
      Sebagai orang tua, sebagai teman,
      sampai batas waktu yang ditentukan.

      Tak baik jika mereka di sini saja,
      hangat dipeluk rumah dan keluarga.
      Kehidupan itu pengembaraan jiwa,
      dan mereka pengelana berikutnya.

      Jika tumbuh dewasa ada ujungnya,
      jangan sampai hanya menua sia-sia.
      Dalam perjalananku menyusuri usia,
      setidaknya harus pernah bijaksana.

      Omah Mangkat, 17 Maret 2016

      Hapus
  2. Apakah ibu memberi Contoh atau model saat mengajatkan materi puisi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada saat mengajar harus ada contoh puisi supaya siswa lebih memahami, pembelajaran kontekstual

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYIMPULKAN UNSUR CERPEN

Cerita Fantasi